Selasa, 30 November 2010

My DESEMBER : Awal Bulan di Akhir Tahun

Pagi yang cerah menghampiri suasana Kota nan Indah lagi gagah, dengan pongahnya matahari menyapa Kota Gede ini. Rutinitas pagi yang tidak terlalu padat sepadat Ibu Kota membuat hati saya tergelitik untuk menulis rangkaian-rangkaian kalimat yang saya pikir hanyalah untuk melupakan rutinitas pagi yang meriah. Sedikit bersenang-senang tidak ada masalah asal masih dalam batasan norma dan aturan.

Tanggal 1 Desember, pukul 08:29
Keadaan merapi sedikit tenang, tidak ada gangguan... entah karena sudah ada Mbah Petruk atau Arwah Mbah Maridjan, atau Mbah, Mbah yang lain,,, terserahlah! tapi yang terpenting dengan Izin Allah suasana Jogja sedikit tenang dan normal. Hanya saja gangguan lahar dingin yang sedikit membuat keadaan di beberapa jalanan di Jogja menjadi macet.

Desember,,, si bungsunya bulan yang berada pada urutan dua belas, tidak ada bulan tiga belas, kenapa? apa ada sangkut pautnya dengan si julukan "ANGKA SIAL" hehehe... sepertinya itu tidak ada pengaruh yang krusial. Hanya saja pesan pribadi buat diri sendiri adalah, kembali merencanakan target-target yang ingin di capai di tahun depan. Saatnya merangkai mimpi-mimpi baru yang akan menjadi teman seperjuangan dalam perjalanan menapaki rutinitas di kota Rantau. Dan saatnya kembali untuk bersyukur atas segala target yang telah tercapai di Tahun ini. Hm... Alhamdulillah...

Desember,,,
tidak ada yang menarik emang,,, tidak ada hal khusus, mungkin bagi para kristiani inilah saatnya natal, atau bagi beberapa umat di bagian barat,,, inilah saatnya musim salju! hanya saja, bagi Indonesia ini adalah "detik-detik tragedi". Dalam catatan sejarah Indonesia telah mencatat bahwa ada beberapa peristiwa penting yang tidak dapat dilupakan, yaitu Terjadinya pengeboman massal di beberapa gereja yang ada di kota-kota besar Indonesia dan telah terjadi Tsunami yang untuk pertama kalinya terjadi di Indonesia, tepatnya Aceh. Yang telah menghilangkan pulau sabang, dan membuat salah satu lirik lagu Nasional menjadi abstrak.

Dulunya : "dari sabang sampai merauke"
Sekarang : "dari aceh sampai merauke"

Kan gak lucu?
Tapi kok gak ada yang berusaha menggantikan lirik tersebut dengan indah ya?
Atau karena pencipta lagu tersebut telah tiada?
Atau karena mereka tidak tahu?
Atau tidak mau tahu?

hm... Kembali tersenyum untuk Indonesia.
Berdamai dengan desember!

Itulah rangkaian kenangan Desember bagi bumi pertiwi, akankah lembaran-lembaran sejarah kembali menulis cerita pilu, berita duka, kisah tangis bangsa Indonesia?
Desember akan menjawabnya, kembali mempersiapkan diri untuk segala hal, apapun situasi dan kondisinya, kembali belajar ikhlas untuk menerima segalanya.
Welcome to My Desember...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar