Rabu, 21 April 2010

SEANDAINYA STOP SEANDAINYA


Kawan,,, masih sering mendengar, menulis, membaca, bahkan mengatakan kata "SEANDAINYA" bukan? nah... melalui catatan ini, saya ingin mengajak kawan-kawan untuk berhati-hati menggunakan kata tersebut. Bagi yang sudah tahu, maka saya kembali mengingatkan... bagi yang tidak tahu, Yuk! sama-sama kita renungkan... Kawan... sadarkah anda kita mengatakan kata seandainya bisa menimbulkan konotasi negatif? bisa menimbulkan suatu makna bahwa kita tidak bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Yang Maha Pencipta kepada kita? Allah berfirman : "Dan ketika Tuhanmu memaklumkan : "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Q.S Ibrahim : 7) mari kita simak kisah dibawah ini (hanya sebuah ilustrasi dalam pikiran saya) Suatu hari, hiduplah dua orang kakak beradik yang telah yatim piatu. Mereka berdua orang yang taat beribadah dan selalu berikhtiar serta berdoa dalam menjalani aktifitasnya. Orang Tuanya tidak begitu banyak meninggalkan warisan, hanya sebuah rumah dan sehektar sawah. Itulah yang tiap hari mereka kerjakan. seperti pesan terakhir ayahnya, "nak... pergilah engkau berkerja ketika orang lain masih tertidur dan matahari belum menampakkan dirinya, dan pulanglah ketika matahari telah bersembunyi diperaduannya." Pesan terakhir itulah yang selalu ditaati oleh mereka berdua. Bertahun-tahun mereka menekuni hidup mereka yang sederhana dan secukupnya, sampai suatu hari ketika mereka membeli pupuk di Kota, mereka melihat seorang Pengusaha yang sedang berbincang-bincang dengan penjual pupuk tersebut. Pengusaha tersebut seperti pengusaha lainnya, berpakaian dengan menggunakan jas lengkap dengan dasinya, sambil menggenggam sebuah ponsel. Tidak hanya itu sebuah mobil Grand Livina yang mengkilap menambah poin plus kekayaan hartanya. Seketika itu juga sang kakak berkata kepada adeknya "Seandainya kita punya mobil seperti dia dx, gak mesti kita panas-panas jauh berjalan kaki hanya untuk pergi membeli pupuk ke sini!" lalu sang adek beristighfar... sembari berkata, "Kak... Allah tahu apa yang di LakukanNya, Allah tidak tidur kak, kita harus bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah kepada kita, walaupun itu hanya sebuah udara, sebuah hati, sebuah jantung, yang kalau salah satu itu tidak ada pada kita kak, maka kita tidak akan dapat menikmati indahnya pemadangan di kampung kita, segarnya udara yang kita hirup, bahkan nikmatnya memakan hasil panen kita kak." Sang Kakak hanya menggerutu, cemberut dengan pernyataan adeknya. Lalu Pengusaha itu berjalan menuju kemobilnya dan segera mengendarai grand livina tersebut dengan sombong dan terburu-buru. Ketika sang Kakak Adek itu selesai dengan urusannya, maka mereka memutuskan untuk pulang dengan menggunakan jasa angkutan umum. Sebab uang untuk membeli pupuk tersebut, bersisa dan bisa digunakan untuk membayar ongkos. Tiba-tiba kondisi perjalanan menjadi macet, sehingga membuat sang kakak penasaran dan ikut turun dari Bus bersama penumpang yang lain. Lalu sang kakak tercengang, diam mematung ditempat ketika melihat sebuah mobil yang baru beberapa menit dilihatnya bersama adiknya disebuah Toko penjual pupuk, hancur dan rusak bersama seorang mayat yang berdarah di depan stir mobil tersebut. Seketika itu juga sang kakak beristighfar, memohon ampun kepada Allah. begitulah kisah yang sederhana yang dapat saya tulis, walaupun sang kakak hanya menggunakan sekali saja kata seandainya tapi telah memaknakan bahwa dia sedang lupa, akan nikmat yang Allah berikan kepadanya. Dan dengan segera, Allah memperlihatkan kepadanya atas apa yang ia katakan tersebut. Seandainya saja sang Kakak memiliki mobil tersebut, bisa saja nasib sang kakak sama persis dengan Pengusaha itu. "Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tiak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara merka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya". QS. Al-A'raaf : 17-18, Maha Benar Allah dengan segala firmanNya. Begitu juga dengan keseharian kita, terkadang kita selalu mengucapkan kata "SEANDAINYA" walaupun itu tidak terucap dengan lisan, tapi terkadang hati kita berbicara menggunakan kata tersebut, bisa saja seperti : "seandainya IPK aku 3,8 maka..." "seandainya aku dilahirkan di kelurga seorang yang kaya raya" "seandainya aku bisa liburan ke Bali" dan seandainya, seandainya, seandainya... Hayuk kawan-kawan, mulai sekarang jangan sebutkan kata itu jika menimbulkan tafsiran yang negatif. Dan Allah mengetahui segala apa-apa yang ada di dalam hatimu, bahkan apa-apa yang terdapat di dalam lubang sekecil lubang semut. maka... "STOP SEANDAINYA" bukan seandainya stop seandainya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar